AUDITORS - BE AWARE WHEN YOU'RE AUDITING CONSTRUCTION INDUSTRY

Just had some "difference of opinion" with auditors requesting the project procedures involving design (related to the drawings), the project execution plan (consultant), method statements (consultant) which are all literally spelled in the contract (contractual requirements) to be changed totally.

Recommendation to change these documented information would result in contract changes and review, may also inadvertently causing breaches in the contract terms and conditions between the client, the consultant and the contractor. To make it worse, it can potentially be costly to disturb the construction operation that is running smoothly.

The client fiercely objected when contractors calling them. I had to intervene before the client thought of suing.

Had to explain in detail to the auditors whilst they reserve the right on the corporate level documentation for the purpose of complying to the certification, but requesting to "dump" and use different formats already stated as contractual procedures, execution plan especially method statements are not acceptable.

They can recommend and note as observations in their exit/closing meeting though. I managed to calm down the client/consultant from questioning the auditors qualifications and experience although I notice that these are valid concern.

Although having referring to their superior, and confirmed that they have made some mistakes - even withdrawing some "ridiculous" NCR, it would have been costly for the client, consultant and contractor.

Please be aware of these sensitive issues when you're auditing. Remember, do not resort to some "forensic investigating techniques" or "too authoritative principles" in auditing.

ALERT - POSSIBLE SCAM

 

This posting is NOT mine and definitely not #elonmusk. I've reported the case to #instagram and deleted this post. I honestly don't think the link provided spacedrop.cc has anything to do with #elonmusk either. I've changed my password and to alert all #instagrammers to be careful.

FENOMENA KEPALA AIR

Al-Fatihah dan didoakan semoga dipermudahkan terjumpanya mangsa yang hilang di Jeram Air Putih. Tidak dapat saya membayangkan kesedihan kaum keluarga termasuk rakyat Malaysia yang prihatin yang turut berdoa untuk terjumpanya mangsa yang masih hilang. Sekalung penghargaan yang tidak terhingga kepada pihak berkuasa terutamanya pihak bomba yang bertungkus-lumus untuk mencari mangsa.

Nasihat saya, janganlah kita berbudaya menuding jari kepada mana-mana pihak sekalipun. Sebaliknya kita kena mencari jalan pencegahan supaya tragedi ini dapat dikurangkan pada tahap paling minima. Janganlah ada juga sifat "firefighting", iaitu sikap menanti berlakunya tragedi baru kita nak kelam-kabut - dengan orang politiknya, dengan pendapat-pendapat masing-masing dsb.

Fenomena kepala air (saya gelar "tsunami sungai") bukan satu fenomena yang baru. Ianya telah mengorbankan banyak nyawa kerana berlakunya secara tiba-tiba. Fenomena kepala air ini selalunya berlaku di sungai-sungai yang berdekatan air terjun dan bukit bukau, terutamanya pada musim tengkujuh.

Saya beruntung kerana dapat memainkan peranan yang kecil dalam projek mitigasi banjir dan analisa risiko banjir bersama pihak berkuasa selama beberapa tahun. Banyak ilmu yang dapat saya pelajari dari perunding-perunding kejuruteraan dari pelbagai agensi. Namun, apa saya sentiasa ingat dari muda lagi ialah satu petua yang telah terbukti secara saintifik terutamanya ahli geologi.

Kini telah terdapat banyak papan-papan tanda amaran mengenai bahayanya kepala air dan bagaimana untuk mengetahui tanda-tandanya sebelum terlewat. Patuhilah amaran berkenaan. Elakkan pendakian air terjun atau eksplorasi kawasan tanpa kebenaran atau pengawasan pihak berkuasa atau mereka yang mahir dan berpengalaman. Siren amaran (termasuk CCTV) walaupun tidak dipasang secara keseluruhan di semua hotspot kepala air, sistem ini dapat mengesan perubahan aliran air dari segi halaju dan paras air serta pergerakan tanah secara tiba-tiba.

Walaupun banyak tanda-tanda pengecaman diberikan, tetapi ianya yang gagal diperhatikan, didengari atau diamati kerana ditenggelami bunyi bising yang lain, sorak-sorai keseronokan dan keasyikan dll. Antara tanda-tanda yang sukar dikenalpasti oleh orang awam ialah perubahan warna air daripada jernih kepada gelap atau kehitaman (disebabkan kelodak/lumpur), aliran air tenang bertukar deras, bunyi seperti letupan dari jauh (lagaan batu-batan sehingga terhakis tanah sekitarnya (runtuh), akar pokok tidak stabil, juga menyebabkan tanah pecah dan pokok tumbang dll.

Tetapi ada satu tanda bagi kita yang bukan ahli geologi dapat mengenalinya dengan segera.

Apabila tiba-tiba berkumpulnya sampah sarap, ranting kayu, daun-daun kering yang sangat banyak secara tiba-tiba berdekatan dengan tempat mandi, beri amaran kepada semua yang sedang mandi supaya segera bergegas ke tempat yang selamat minima antara 50-100 meter kerana kepala air akan menyusul - semakin dekat dengan kawasan air terjun, semakin pantas ia akan tiba (antara 15- 30 saat sahaja (ada yang kurang dari itu) dengan halaju yang sangat deras - dalam tempoh 5-10 minit, paras air boleh naik dari satu hingga dua meter, air daripada dua meter sesaat boleh naik sehingga 10 meter sesaat.

Kepala air mampu membawa orang dewasa lebih menyedihkan kanak-kanak ke jarak yang jauh dan biasanya akan mati lemas.

Ada juga yang hilang mungkin tertanam di dalam kelodak, lumpur dan pasir malah terlekat di celahan batu pada paras yang dalam. Hanya penyelam yang mahir atau ekskavasi secara sistematik, alihan aliran sungai (river diversion) atau menggunakan pam yang berkuasa tinggi antara cara-cara yang dapat memudahkan operasi mencari mayat yang hilang. Tetapi operasi mencari akan menjadi sukar apabila hujan lebat dan ribut petir yang mampu mengalihkan mayat ke jarak yang lebih jauh.

Dalam pengalaman tidak seberapa saya melibatkan diri dalam projek mitigasi banjir, analisa risiko banjir yang saya tuliskan antara lain menyenaraikan kepentingan kestabilan cerun, kawasan tebing/dasar sungai yang perlu distabilkan, kawalan aliran sedimen dll perlu dilakukan seberapa segera. Undang-undang yang sediada juga perlu dikuatkuasakan terutamanya ke atas pembuangan sampah di kawasan sungai, kawalan ke atas aktiviti pembalakan, syarat-syarat yang lebih ketat untuk pembinaan struktur di tempat-tempat tinggi dan berisiko, kawalan pelombongan pasir (haram) dan paling penting ialah Malaysia perlu mempunyai Akta Risiko Banjir nya yang tersendiri.

CAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE AID THE POOR? (QUICK ANALYSIS BY NIK ZAFRI)

Someone asked me a few days ago, since I've been promoting Artificial Intelligence and its multifaceted use.

A good question: "How can AI benefit the poor?"

I do not know the intention of the person asking (who is politically motivated and the way he asked in a quite cynical mode or perhaps he is simply curious) but I'm going to answer it anyway. (not for him but for everyone reading this article)

Took me a while to do some research and I can come out with some ways (possibly can be done in the near future in Malaysia - but surprisingly many countries are already using them - at least at the inception stage) that AI can help the poor (where some of them, I am seriously considering using with the help of some "nerdy friends":

a. Identifying poverty-stricken regions -

Artificial Intelligence (AI) can be used to analyze satellite imagery and other data to identify areas where poverty is concentrated. This information can then be used to target interventions and resources to those areas.

b. Providing access to education and healthcare - 

AI can be used to develop educational tools and resources that are tailored to the needs of poor communities. It can also be used to improve the efficiency of healthcare delivery, making it more accessible to people living in poverty.

c. Improving agricultural productivity -

AI can be used to develop new agricultural technologies that can help to increase crop yields and improve food security. This can be especially helpful in developing countries where poverty is often linked to food insecurity.

d. Enhancing financial inclusion -  

AI can be used to develop new financial products and services that are accessible to people living in poverty. This can help to break the cycle of poverty by providing people with the tools they need to save, invest, and build their businesses.

e. Promoting social inclusion - 

AI can be used to develop new tools and technologies that can help to promote social inclusion. This includes things like chatbots that can provide mental health support, or AI-powered translation tools that can help people communicate across language barriers.

These are just a few of the ways that AI can help the poor. As AI technology continues to develop, we can expect to see even more innovative ways to use AI to address the root causes of poverty and improve the lives of people living in poverty.

Surprisingly some of the AI elements are already in place (how cool is that) designed to aid the poor:

i. United States

AI is being used to develop a new type of educational tool that can help students learn to code. The tool, called Codecademy, uses AI to personalize the learning experience for each student. This helps students learn at their own pace and focus on the areas where they need the most help.

ii. Kenya

AI is being used to develop a chatbot that can provide financial advice to people living in poverty. The chatbot, called M-Akiba, is able to assess a person's financial situation and recommend savings and investment products that are tailored to their needs.

iii. India

AI is being used to develop a new type of crop insurance that is more affordable and accessible to farmers. The insurance is based on AI-powered weather models that can predict the likelihood of crop failure. This allows farmers to get insurance even if they don't have a traditional credit history

Future Impacts

Artificial Intelligence (AI) has the potential to significantly impact the lives of the poor by addressing various challenges they face and providing solutions in multiple domains.

Here are some trades/industries that I foresee how AI can potentially have positive impacts on poverty :

1.0 Healthcare

AI can enhance healthcare accessibility and affordability for the poor by providing accurate and quick diagnoses, especially in areas with limited medical resources. AI algorithms can analyze medical data, identify patterns, and assist in the early detection of diseases. Since we already have telemedicine platforms, they can be enhanced further by AI to connect patients in remote areas with healthcare professionals.

2.0 Education

I've said this before and I'm going to say this again :

AI can improve access to quality education for disadvantaged communities. Intelligent tutoring systems can offer personalized learning experiences, adapt to individual student needs, and provide educational content in different languages. AI-powered chatbots can also provide guidance and support to students, especially those lacking access to traditional educational institutions.

3.0 Agriculture

AI can enhance agricultural productivity and reduce poverty in rural areas. AI-powered technologies can provide farmers with information about weather patterns, crop diseases, and optimal planting and harvesting times. By analyzing soil data, AI can offer recommendations for optimal fertilization and irrigation techniques, leading to increased yields and reduced costs.

4.0 Financial Services

AI-driven tools can expand financial inclusion by providing banking and financial services to the poor. AI algorithms can assess creditworthiness and offer microloans to individuals without a traditional credit history. Chatbots and virtual assistants can also assist with financial planning, budgeting, and offering guidance on financial literacy.

5.0 Disaster Response

AI can aid in disaster response and management to mitigate the impact on vulnerable populations. Machine learning algorithms can analyze vast amounts of data from various sources (such as social media, satellite imagery, and sensors) to predict and detect disasters, improve emergency response times, and allocate resources more effectively.

6.0 Employment and Skills Training

AI can help the poor acquire new skills and access employment opportunities. Online platforms powered by AI can provide vocational training, matching job seekers with suitable positions. AI algorithms can analyze labor market trends and provide insights to governments and organizations, enabling them to create targeted policies and programs to uplift the poor.

Despite the great potentials, we may also have to deal with challenges such as data biases, ethical considerations, and the need for proper infrastructure and resources to ensure equitable access.

However, when implemented responsibly and inclusively, AI can contribute to reducing poverty and empowering marginalized communities.

SIAPAKAH RAJA BERSIONG DAN SIAPAKAH (RAJA SERI MAHA INDERAWANGSA) PHRA ON MAHA PERITA DERIA? ANDAIAN/TEORI

(Posting ini berusia lebih 15 tahun. Ianya adalah catatan dalam buku log saya pada tahun 2007 - yang tidak pernah saya paparkan)

Dipaparkan di FB - Februari, 2021 dan ditulis kembali atas permintaan.

U/P : Posting ini buat masa ini adalah kajian/pendapat peribadi dan tidak bermaksud menimbulkan sebarang rasa ketidakselesaan sesetengah pihak - oleh itu sebarang salinan boleh dipaparkan tetapi kreditkan kepada saya untuk sama-sama menjawab sebarang persoalan yang timbul)

SIAPAKAH RAJA BERSIONG DAN SIAPAKAH (RAJA SERI MAHA INDERAWANGSA) PHRA ON MAHA PERITA DERIA? ANDAIAN/TEORI

(Sumber asal : Draf Log Nik Zafri bertarikh (Jumaat - 5 Safar 1428 H) bersamaan 23 Februari, 2007)

Mengikut Hikayat Merong Mahawangsa, Raja Seri Maha Inderawangsa merupakan putera kepada Raja Seri Mahawangsa. Raja Seri Maha Inderawangsa juga bergelar (Phra) On Maha Perita Deria atau lebih dikenali dengan Raja Bersiung. Baginda dikatakan keturunan keempat (atau kelima - selepas Raja Puteri yang kemudiannya dikatakan menjadi Raja Patani) dari Merong Mahawangsa.

Namun begitu, sejarah rasmi menyebut bahawa Maharaja Karna Di Raja adalah keturunan keempat dari Maharaja Debar Raja 1. Tidak ada sebarang rujukan rasmi yang menunjukkan Maharaja Karna Di Raja adalah orang yang sama dengan (Phra) On Maha Perita Deria atau Raja Bersiong

Ada juga yang menyebut bahawa kisah Hikayat Merong Mahawangsa telah dicampuraduk dengan kisah dinasti Raja-Raja lain seperti di Siam/Ayuthia atau Kerajaan Raja-Raja Hindu India (selepas kejatuhan Islam) dan kemungkinan Phra On Maha Perita Deria dan lain-lain nama Raja seperti Raja Merong Mahadipusat, Raja Ganjil Sarjuna, Raja Puteri, Raja Seri Mahawangsa, Raja Phra Ong Mahadipusat adalah Raja dari dinasti yang berbeza.

Kemungkinan campuraduk ini berlaku tujuan untuk mengelirukan sejarah oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab kerana ingin "hijack" Sejarah Kedah yang sebenar... Wallahualam.

Sejarah Kesultanan Kedah amatlah unik sekali. Tetapi bukanlah tujuan saya menulis berkenaan Kesultanan Kedah Lama/Langkasuka dsb. Itu boleh anda dapati dengan hanya meng "google" sahaja.

Cuma sedikit tertarik dengan Kisah Raja Bersiong versi Kelantan yang menyebut bahawa baginda datang (atau melarikan diri) ke Kelantan dan menjadikan Raja Sakti dan Tuan Puteri Mani Kemenyan sebagai anak-anak angkatnya - dikatakan ditemui di dalam Buluh Betong dan Buih Ikan Kacang. (pendapat ini akan saya terangkan dalam posting akan datang)

Jika dikaji kembali persamaan antara 3 rujukan utama - (1) Hikayat Merong Mahawangsa (2) Sejarah Kedah (3) Syeikh Wan Ahmad Fathani - hanya ada satu persamaan sahaja yang ditemui. Bahawasanya sehingga Sultan Muzaffar 1, hampir kesemuanya Raja-Raja sebelum ini beragama Hindu

Saya sedar ada pihak yang mempersoalkan perkara ini dan mendakwa bahawa Merong Mahawangsa beragama Tauhid kerana dia adalah leluhur pemerintah agong bernama Iskandar Zulkarnain (ada yang memanggilnya sebagai seorang Nabi) yang menjadi pengikut agama Nabi Allah Ibrahim a.s. Pihak lain pula menyebut baginda adalah dari keturunan Kaisar Romawi "Alexander the Great" (Iskandar Agung) - Macedonia yang berpegang agama Romawi - juga menyembah pelbagai dewa.

Dakwaan ini juga telah menimbulkan konflik bahawa "Alexander the Great" dari Macedonia dan "Iskandar Zulkarnain" adalah DUA ORANG YANG BERBEZA dan berasal dari DUA LOKASI YANG BERBEZA.

Pemerintah pertama Kedah; jika mengikut Hikayat; dalam pelayarannya ke China dari Rom membawa seorang Puteri Raja Rom untuk dikahwinkan dengan Maharaja China, di tengah pelayaran, baginda telah diserang oleh seekor burung garuda. Lalu bersinggah di Wilayah Lembah Bujang, Langkasuka (Kedah Tua) bagi membuka penempatan baru).

Versi burung ini pula dikaitkan dengan Nabi Allah Sulaiman a.s. Tetapi versi ini mungkin kurang tepat kerana dikatakan versi Israeliyat. (Wallahualam)

Mengikut seorang pengkaji lain pula, menyebut bahawa baginda berasal dari Gumarun, Parsi - telah belayar ke China daripada Wilayah Empayar Parsi (Iran) yang pernah menjadi sebahagian dari Empayar Rom Timur - sebuah negara Islam dari zaman Khulafa Ar-Rashidin (dikaitkan juga dengan peralatan nobat zaman Khulafa Ar Rashidin yang dibawa bersama oleh baginda) Gumarun juga dikenali sebagai Pelabuhan Gambroon di Laut Kaspian. Di pertengahan pelayaran, baginda telah diserang oleh bahtera tentera Hindu yang berlambangkan burung garuda (lambang Kenderaan Dewa Vishnu) menyebabkan baginda terpaksa berlabuh di Gunung Jerai.

Asal Merong Mahawangsa dari Parsi ini disokong oleh Sejarah Rasmi Kedah di mana disebut bahawa 8 Raja-Raja Kedah dari Maharaja Derbar Raja 1 (Merong Mahawangsa) sehingga Maharaja Maha Jiwa (sebelum Phra On Mahawangsa atau Sultan Muzaffar 1) adalah "Raja-Raja dari Negeri Parsi".

Kajian saya ini mengandaikan Raja-Raja Kedah sebelum ini adalah beragama Hindu TANPA menafikan kisah Parsi.

Ramai yang bersetuju bahawa zaman keIslaman yang rasmi mengikut ketiga-tiga catatan di atas bermula di zaman Sultan Muzaffar 1 atau pernah bergelar Phra Ong Mahawangsa.

Berbalik kepada kisah Raja Seri Maha Inderawangsa atau Phra On Maha Perita Deria atau Raja Bersiung.

Seorang rakan saya beragama Hindu (meninggal pada tahun 2010 kerana serangan jantung) - juga pengkaji sejarah ada menyebut bahawa jika saya berandaian bahawa Raja-Raja Kedah Lama beragama Hindu, mereka mungkin mewarisi satu amalan (fahaman) Raja-Raja Hindu bagi mencapai taraf "ketuhanan", iaitu mencapai tahap Bodhisattva di mana ianya melibatkan amalan-amalan tertentu merujuk kepada Rig Veda, Brahmayamala, Yasastilaka, Hevajra, Cetupuranam, Skanda Purana dan Mahabarata.

Apa yang sangat menarik ialah amalan ini melibatkan minuman air yang dijampi mencampurkan darah (dikatakan darah lembu, ada yang menyatakan darah manusia) dan arak, malah memakan daging juga dibenarkan untuk raja-raja bagi mencapai taraf "Ketuhanan" atau "separa dewa"

Namun perlu diingatkan ini fahaman ini tidak diiktiraf oleh semua penganut Hindu secara keseluruhan kerana memakan daging lembu tidak dibenarkan. (ibarat ianya adalah fahaman serpihan)

Amalan lama ini didakwa ada kaitan dengan Dewa Siva dan Dewi Kali. Ada pelbagai versi mengenai Dewi Kali tetapi Dewi Kali sering digambarkan mempunyai siong (taring) kerana sukakan darah (ada yang menyatakan dia menyukai darah manusia, ada pula yang menyatakan "darah lembu") Dewi Kali dikatakan adalah satu watak yang tidak disukai/watak antagonis - dan dia juga disebut "kelahiran semula" Dewa Vishnu.

Walaubagaimanapun, rakan saya tidak begitu yakin bahawa watak Raja Bersiong mempunyai taring yang panjang dan meminum darah.

Dia yakin unsur ini sebenarnya dikaitkan dengan amalan yang disebutkan di atas ATAU pengaruh wajah satu lagi dewa yang dipanggil Iravan (di mana satu versi wajah Iravan juga mempunyai taring) dan dikatakan merupakan pengikut Dewi Kali (yang juga mempunyai taring)

Jika mengikut kajian rambang, ada 2 pendapat berbeza iaitu Phra On Maha Perita Deria juga merupakan pemuja kepada satu kaum berbadan gergasi yang di suatu masa didakwa menyukai "kanibalisma" iaitu makan daging dan meminum darah manusia.

Dan amalan ini juga dikatakan pernah diamalkan oleh satu kaum "barbarik" tetapi berdarah raja di satu kawasan tanah seberang (malah makam mereka dikatakan perlu disiram darah pada hari/malam tertentu) - tidak pastilah samada ianya benar atau tidak.

Satu lagi pendapat menyatakan suku kaum gergasi adalah daripada Orang Laut dan tidak pernah mengamalkan "kanibalisma".

Wallahualam.

Antara persoalan-persoalan yang timbul

1) Adakah kemungkinan Phra On Maha Perita Deria adalah dari Dinasti yang berbeza?

2) Adakah kemungkinan pada zamannya, banyak pembunuhan dan penganiayaan ke atas rakyat berlaku? Atau cukai dikenakan amat tinggi. Lalu disebut sebagai "penghisap darah" (rakyat) sebagai satu "simbolik" sahaja dan digambarkan seumpama Dewi Kali atau Dewa Iravan?

Yang penting dilihat di sini ialah jalur masanya. Phra On Maha Perita Deria; jika mengikut Hikayat Merong Mahawangsa (dan jalurmasa Sejarah Rasmi Kedah), Phra On Maha Perita Deria hidup SEBELUM Sultan Muzaffar 1.

Jika dilihat jalur masa "Raja Bersiong" versi Kelantan pula - kita mendapati Pemerintahan Raja Sakti dan Tuan Puteri Mani Kemenyan bermula kira-kira abad ke 16.

Jika diandaikan Raja Bersiong versi Kelantan adalah dari awal abad 16 Masehi, maka sudah tentulah TIDAK KENA dengan jalur masa Phra On Maha Perita Deria.

Jika dilihat sejarah rasmi Kedah pula, pada awal 16 Masehi, Kedah diperintah oleh Sultan Sulaiman Shah II diikuti oleh Sultan Rijaluddin Muhammad Shah. (tidak ada satu pun rujukan dari sejarah rasmi ini menyebut mengenai satu watak yang bergelar "Raja Bersiong")

Jika dilihat permulaan pemerintahan Raja Sakti - bermula pada 1638, maknanya ayahanda angkat mereka iaitu "Raja Bersiong" telah ada di Kelantan.

Ada kajian genetik menunjukkan masih ada manusia yang mempunyai gigi seolah-olah taring tetapi ianya dikaitkan dengan keturunan.

Manusia yang mempunyai gigi tajam seolah-olah taring (di kiri dan kanan bibir) tidaklah terlalu panjang dan tidak pula digunakan untuk meminum darah manusia seperti lagenda "vampire", "dracula" dan sebagainya.

Malah mereka yang mempunyai gigi seolah-olah taring itu akan segera menemui pakar/doktor gigi untuk membetulkannya kerana tidak sukakan bentuk berkenaan.

Mungkin juga Raja Bersiong versi Kelantan mempunyai sindrom ini dan baginda adalah kerabat Kedah dan bukannya pemerintah Kedah.

Ada juga yang mendakwa bahawa nama sebenar Raja Bersiong ialah Tunku Sulaiman (bukan berasal dari Kedah) yang melarikan diri dari tangkapan. Tidak diketahui samada versi ini benar atau tidak.

Juga sebuah istana terbiar berusia lebih 100 tahun di Bukit Tinggi, Kepala Batas itu bukan Istana Raja Bersiong sebagaimana diperkatakan orang ramai tetapi milik Tunku Dhiauddin ibni Sultan Zainal Rashid atau lebih dikenali sebagai Tunku Kudin, Raja Muda Kedah ketika pemerintahan abangnya, Sultan Ahmad Tajuddin Mukarram Shah pada 1854 hingga 1879.

Jika dilihat dari tahun-tahun pemerintahan Sultan Tajuddin Mukarram Shah juga TIDAK KENA jalur masanya dengan "Raja Bersiong" versi Kelantan dan tentunya jauh sangat jurangnya dengan zaman Phra On Maha Perita Deria.

Istana Raja Bersiong dikatakan berada di Bukit Choras, Guar di Kedah atau di Tikam Batu atau di Sungai Petani. Ada juga mengaitkan Raja Bersiong dengan Bukit Penjara, Pantai Merdeka, Kota Kuala Muda, Kedah di mana Bukit Penjara dijadikan tempat menyimpan tahanan Raja Bersiong. Struktur tapak bangunan penjara dan rumah menteri masih boleh dilihat di atas bukit ini.

Raja Bersiong dikatakan lari ke sebuah gua (juga tempat kemangkatannya) selepas siongnya dibuang di Baling. Lokasi gua itu terletak di sebuah kampung yang kini dipanggil Kampung Kota Raja Bersiong, terletak di dalam mukim Ijok di daerah Selama, Perak. (ada dakwaan dahulunya terdapat meja, kerusi, pinggan, mangkuk dan bermacam-macam lagi perabut lama yang sudah tertanam dimamah usia dan zaman ke dalam tanah)

Versi lain pula menyebut setelah membuang "siongnya" di Baling, dia telah melarikan diri ke Patani.

Mungkin juga kisah-kisah di atas adalah kisah Phra On Maha Perita Deria yang dikatakan dihalau oleh Menterinya sendiri kerana terlalu zalim pada rakyatnya.

Saya juga merasakan bahawa "Raja Bersiong" versi Kelantan adalah watak yang berbeza - kemungkinan juga seorang kerabat yang berasal dari Kedah Darul Aman serta bukanlah seorang "peminum darah rakyatnya" - secara simbolik atau sebaliknya.

Kisah "Raja Bersiong" mungkin telah bercampuraduk dengan kisah Phra On Maha Perita Deria.

Sebagaimana Hang Tuah, saya yakin "Raja Bersiong" ini wujud tetapi mungkin kisahnya telah dicampur-aduk dengan unsur mitos/dongeng dan mungkin pengaruh Hindu Buddha (puja dewa dan puja dewi)

Walaubagaimanpun kita tidak akan tahu kisah yang sebenar.

Wallahualam

Buatlah kajian sendiri. Ini hanyalah draf dari log saya dan tidak memerlukan sebarang pengiktirafan - sekadar renungan. Ramai di antara kita mungkin terpengaruh dengan unsur mitos/dongeng yang bercampur-baur dengan ajaran agama lain.]